MAKALAH
FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS
(Fungsi Analitik)
Dosen
pembimbing:
Faridatul
Masruroh, M.Pd

KELOMPOK 3
1.
Wiji Utomo (105.554)
2.
Dwi Ratna Sari (105.576)
3.
Novita Maghfiroh (105.616)
4.
Inti Khalun Nafi’ah (105.678)
5.
Sri Isroiliyah (105.794)
6.
Anggah Frandicky (105.806)
7.
Nur Amanah (105.816)
8.
Lailatul Maghfiroh (105.486)
9.
Rahmat Wahyudi I (105773)
MATEMATIKA 2010 G
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA
JOMBANG
2013
PEMBAHASAN
1.Limit Tak Hingga













Sekarang apa yang dimaksud
?
Dari uraian di atas limit ini dapat didefinisikan sebagai berikut.

![]() |
Contoh 9


Contoh 10



2.
KEKONTINUAN
Setelah
dibahas pengertian limit fungsi dalam pasal di atas, maka pada pasal ini akan
dibahas kekontinuan suatu fungsi.
Diberikan
fungsi f dengan domain definisi suatu
daerah D dan titik
. Fungsi f dikatakan kontinu
di
jika nilai limit f(z) untuk z
sma dengan nilai fungsi f (
.




Definisi
:
Fungsi
f yang didefinisikan pada daerah D dikatakan kontinu di
, jika untuk setiap 


Yang diberikan, terdapat
, sehingga untuk semua z
dengan |z-
|,
berlaku
|f(z) – f(
)|
.






Definisi :
Fungsi f dikatakan kontinu pada
domain definisinya D,
jika f kontinu di setiap titik di dalam D.
Untuk
mengaitkan kekontunuan fungsi variabel kompleks dengan fungsi real dua variabel
real perlu diingatkan definisi berikut. Fungsi real dari dua variabel real u(x,
y) yang didefinisikan pada daerah D, dikatakan kontinu di (
)
, jika limit u(x, y) untuk (x, y)
, atau untuk setiap
yang diberikan, terdapat
0,
sehingga untuk semua (x, y)
dengan
berlaku ketaksamaan
.








Teorema :
Fungsi F(z) = u(x, y) + iv(x, y) kontinu
di
+
jika dan hanya jika u(x, y) dan v(x, y)
kontinu di
.



Fungsi f (z) kontinu pada daerah D jika
dan hanya jika u (x, y) dan v (x, y) kontinu pada D.
Sifat-sifat
Fungsi Kontinu
Mengingat
teorema penghitungan limit dan kaitan
antara definisi kekontinuan dan definisi limit kita akan memiliki sifat-sifat
berikut.
Fungsi
konstan adalah fungsi kontinu. Jika f dan g kontinu pada daerah D, maka
demikian juga fungsi f + g, f – g, fg kontinu pada D; kecuali di titik
di
mana g (
)=0 fungsi
juga kontinu. Jadi
kontinu dalam D asalkan g(z) tidak pernah nol
untuk z





Fungsi
sukubanyak adalah kontinu diseluruh bidang kompleks C. Hasilbagi dua sukubanyak
adlah kontinu pada daerah yang tidak memuat titik yang menjadikan fungsi
penyebut bernilai nol. Sebagai contoh fungsi f (z) =
kontinu kecuali di z = 1 dan f (z) =
kontinu di seluruh bidang kompleks kecuali di
titik -1 dan 5.


Dalam
pelajaran kalkulus lanjut dikenal teorema yang mengatakan bahwa jika u (x, y)
dan v(x, y) kontinu pada daerah bagian bidang xoy yang tertutup dan terbatas
maka jangjauan u dan v terbatas dalam
, artinya terdapat A>0 dan B>0
sehingga untuk semua (x, y) dalam daerah itu berlaku | u (x, y) |
dan | v(x, y) |
. Jadi jika f(z) kontinu pada daerah
tertutup dan terbatas D<C, maka f (D) terbatas dalam
, artinya terdapat M>0 sehingga untuk
semua z
D berlaku | f(z) |
, sebab akan terdapat A>0 dan B>0
sehingga untuk semua (x, y)
berlaku | f (z) |
|
u (x, y) | + | v(x, y) |
A+B = M.









Jika
f(D) terbatas dalam
mka dikatakan f terbatas dalam D. Kecuali itu, jika f kontinu
pada daerah yang tertutup dan terbatas D, maka f kontinu seragam pada D. Fungsi
f dikatakan kontinu seragam pada D, jika diberikan
, terdapat
, sehingga untuk setiap dua titi
di
dalam D dengan |
-
|<
berlaku | f(
) – f (
)| <
.










Jika
diberikan fungsi f yang kontinu pada daerah D, dan fungsi g yang kontinu pada
daerah E
, maka fungsi h dengan h (z) = g (f (z) )
untuk z
adalah kontinu pada D. Jadi fungsi kontinu
dari fungsi kontinu adalah fungsi kontinu.


3.Turunan
Diberikan
fungsi f yang di definisikan pada daerah D dan zo
D.

Jika
diketahui bahwa nilai limit

maka nilai
limit ini dinamakan turunan atau derivatif fungsi f di titik zo, dan
yang di berikan notasi f
(
zo ). Jika f´ ( zo ) ada maka f dikatakan terdeferensial
di zo. Kerap kali nilai f( z ) – f( zo ) dinyatakan
f dan z – zo dengan
z, sehingga



f´ ( zo ) = 

Jika f terdiferensial di
semua titik pada D maka dikatakan f terdiferensial pada D.
Contoh 1.1 :
Buktikan f( z ) = z2
terdiferensial di seluruh ℂ.
Ditinjau sembarang titik zo
ℂ.


Hasil ini berlaku di
sembarang titik zo
ℂ. Jadi untuk sembarang z
ℂ berlaku f´( z ) = 2z, yang berarti f terdiferensial di seluruh
bidang kompleks ℂ.


Nah, sebelumnya definisi di atas kita
telah mendefinisikan pengertian fungsi kontinu, sekarang kita memiliki
pengertian fungsi terdiferensial. Hubungan antara kekontinuan dan
keterdiferensialan dapat dilihat dari teorema berikut.
Teorema :
Jika f terdiferensial di zo
maka f kontinu di zo.
Jadi, kekontinuan di zo
merupakan syarat perlu untuk keterdiferensialan di zo.
Bukti :
Akan di buktikan f kontinu di
zo jika f´( zo ) ada. Jadi jika di ketahui f´( zo
) akan dibuktikan 


= 

= f´( z˳ ) . 0 = 0.
Jadi, 

Teorema ini dapat di artikan bahwa
jika f tidak kontinu di zo maka f tidak terdiferensial di zo.
Di samping itu, syarat kekontinuan suatu fungsi di suatu titik tidak mencukupi
untuk terdiferensialnya fungsi di titik tersebut. Jadi meskipun f kontinu di zo belum tentu f
terdiferensial di zo. Hal ini akan di tunjukkan dengan contoh
berikut .
Contoh 1.2
Buktikan bahwa f( z ) = | z |2
kontinu di seluruh bidang kompleks, tetapi hanya terdiferensial di satu titik
saja yakni di z = 0.
Bukti :


4.Cauchy-Riemann
selain kekontinuan, syarat yang
diperlukan agar fungsi
terdiferensial
di
ialah apa
yang dinamakan syarat Cauchy-Riemann,
yakni persamaan yang menghubungkan antara derivatif-derivatif persial tingkat
dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner
dari
.


dari

Teorema
Jika
terdeferensial di
, maka
dan
mempunyai derivatif parsial pertama di
dan di titik ini dipenuhi persamaan
Cauchy-Riemann





Cauchy-Riemann


Derivatif
di
dapat
dinyatakan dengan rumus



Bukti
Dalam teorema diatas yang dimaksud
dan
dalam nilai
derivatif parsial
dan
di titik
.





Diketahui
ada, jadi
. Kita nyatakan
,
,
,
sehingga
. Jadi








=

Menurut teorema tentang
limit berlaku hubungan
Re 

Im 

Ini berarti bahwa
derivatif persial dari
dan
terhadap
ada di
dan diperoleh
hubungan.




Re
dan Im
. . . . . . . . . . . . . . . (1)


Dengan cara yang sama
jika diambil lintasan
sepanjang garis
vertikal
, Jadi
dan
, maka akan terbukti bahwa derivatif parsial dari
dan
tehadap
ada di
dan memenuhi
hubungan








Re
dan Im
. . . . . . . . . . . . . . (2)


Dengan demikian menurut
(1) dan (2) telah dibuktikan bahwa persamaan Cauchy-Riemann
(C-R), yakni
(C-R), yakni


Dipenuhi di
dan sekaligus
diperoleh rumus


Jadi sampai di sini dapat disimpulkan bahwa jika
persamaan C-R (J) tidak dipenuhi di
maka
pasti tidak
terdiferensial di
.



Syarat cauchy-Rieman dalam
koordinat kutub
Dalam
koordinat kutub z = r(
,
sehingga dalam koordinat ini f (z) menjad fungsi dari dua variabel real
,



Akan
dicari bentuk syarat C-R dalam koordianat kutub, kita mempunyai hubungan
.
Jadi u dan v dapat dipikirkan sebagai fungsi dari r dan
dengan r dan
fungsi x dan y. Dari hubungan tersebut
diperoleh





ur
= ux cos
+ uy sin
, vr = vx cos
+ vy sin 




u
=
-uxr sin
+ uyr cos
, v
=
-vxr sin
+ vyrcos 






karena
dalam koordinat cartesius berlaku persamaan C-R
ux
= vy dan uy = -vx (1)
untuk
(xo, yo) di mana zo = xo + i yo
= ro (cos
o
+ i sin
o),
maka dalam koordinat kutub di titik (ro,
o)
berlaku



ur
= ux cos
+ uy sin
, u
= -uxr sin
+ uyr cos
,





ur
= -uy cos
+ ux sin
, u
= uyr sin
+ uxr cos
,





dari
keempat persamaan ini asalkan ro ≠ 0 dieroleh hubungan
ur =
v
dan
=
-vr (r ≠ 0) (2)



sebaliknya
jika zo hubungan (2) benar, maka hubungan (1) juga benar di zo.
Selanjutnya
f
'(zo) dapat dirumuskan menjadi f ' = (zo) = (cos
o
– i
sin
o)
[ur(ro ,
o)
+ ivr (ro ,
o)]
(3)




Kita
telah membuktikan bentuk kutub syarat C-R yang tertuang dalam teorema berikut.
Teorema
Jika
f(z) = u (r,
)
+ i v (r,
)
terdefinisi pada suatu kitar titik zo = ro = (cos
o
– i
sin
o)
,
dan derivativ-derivatif parsial pertama dari u dan v terhadap r dan
ada dalam kitar itu dan kontinu di (ro
,
o),
dan dititik ini dipenuhi persamaan C-R dalam koordinat kutub










Maka
f terdefinisi di zo, dan
f
' (zo) = (cos
o
– i
sin
o)
[ur(ro ,
o)
+ ivr (ro ,
o)].




contoh
17
fungsif(z)
= z-3 = r-3 (cos 3
)
mempunyai u = r-3 cos 3
dan v = r-3 sin 3
dan v = -r-3(cos 3
mempunyai u = r-3 cos 3
dan v = -r-3 sin 3
.






Jadi ur = -3r-4
cos 3
=
-3r-3 sin 3
,
dan vr = 3 r-4 sin 3φ,
=
-3r-3 cos 3φ.
Keempat fungsi ini kontinu dan syarat C-R dalam koordinat kutub dipenuhi untuk
semua 




Jadi f diferensial untuk
dan

f ' (zo) = (cos
o
– i
sin
o)(-3r-4
cos 3
+ i 3 r-4 sin 3φ)



= cis (-φ) (-3r-4) cis (-3φ) = -3r-4
cis (-4φ)
=
.

5.Aturan Pendiferensialan
Definisi
derivatif fungsi variabel kompleks f(z) , bentuknya indentik dengan definisi
untuk fungsi real satu variable real f
(x). perbedaan yang penting terletak pada cara pengambilan limitnya untuk
dan untuk
untuk yang pertama pendekatannya secara dua
dimensional , sedangkan untuk yang kedua secara satu dimensional.


Rumus-rumus pokok tentang pendiferensialan dibawah ini , dapat
dijabarkan dengan menggunakan definisi derivative dan teorema tentang
penghitungan limit. Jika
konstanta kompleks dan f ’ (z) dan g ‘ (z) ada
, maka berlaku rumus –rumus berikut







Juga berlaku aturan
rantai untuk mencari derifavatif fungsi komposisi . jika f mempunyai
derivative di
, dan g mempunyai derivative di
maka fungsi komposisi
dengan
mempunyai derivative di
dan h’
jika ditulis
w=g(5) dan 5=f(z) maka







Yang akan dibuktikan hanya aturan rantai
saja .
Kita tulis
dengan
dan dimisalkan 






Fungsi f kontinu di
, sehingga untuk z dalam kitar kecil
, maka 5 dalam kitar kecil
dan untuk
maka
untuk
dan
dalam kitar -kitar tersebut berlaku
=
g’ 









Dengan 

Jika dalam kitar-kitar di atas untuk
dan
diperoleh



Jika diambil limitnya untuk
(juga
) ruas terakhir menjadi g’ (
yang berarti likit ruas pertama ada dan sama
dengan derivatif dari h(z)=g(f(z)) di
jadi terbukti bahwa h’





7.Fungsi Analitik
Definisi Fungsi Analitik

Contoh
:
Buktikan f(z) = | z
| 2 tidak analitik
Bukti:
Karena f hanya
mempunyai turunan di z = 0 atau f’(z) tidak ada pada persekitaran z = 0.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan
·
Jika f(z) analitik pada setiap titik di himpunan S maka f(z) analitik pada
S.
·
Jika f(z) analitik di seluruh bidang kompleks maka f(z) fungsi menyeluruh /fungsi utuh (entire function).
·
Daerah keanalitikan (region of
analycity) bagi f adalah keseluruhan
titik pada bidang datar yang membuat f
analitik.
Contoh :
Misalkan
. Apakah f(z)
analitik?

Penyelesaian:
f’(z) ada di
semua z kecuali di z2 + 1 = 0 atau z = ± i. Jadi f(z) analitik kecuali di z =
± i.
Definisi
Titik Singular
Titik
z0 dinamakan titik
singular bagi f jika dan hanya jika f gagal menjadi analitik pada z0 tetapi setiap lingkungan z0memuat paling sedikit satu
titik yang membuat f analitik.
Contoh :
Misalkan
. Tentukan titik singular dari f dan tentukan dimana saja f(z)
analitik!

Penyelesaian:
f’(z) ada di
semua z kecuali
di z3 + z = 0
atau di z = 0 dan di z = ± i .
Sehingga titik singular
dari f adalah di z = 0
dan di z = ± i. f(z) analitik
di semua z kecuali di z3 + z = 0 atau
di z = 0 dan di z = ± i .
Syarat dan
sifat fungsi analitik
jika f dan g di definisikan dan analitik pada daerah
definisi yang sama pada D, mka demikian juga f+g, f-g, fg, dan
juga analitik pada D kecuali di titik di dalam
D dimana nilai fungsi g menjadi nol.

Jika f di definisikan dan analitik di daerah D dan g
analitik pada daerah E yang memuat f(D), maka h = gof analitik pada D, jadi
singkatnya, komposisi fungsi analitik dengan fungsi analitik adalah analitik.
Contoh :
Buktikan bahwa g(z) = ln r +i Ҩ untuk z ∈ E = ( z : z = r cis Ҩ, r
> 0 , -π < Ҩ < analitik pada E.
kemudian buktikan bahwa jika f ( z ) = z
+ 1 maka h ( z ) = g ( f ( z ) )
analitik untuk z ∈ D = ( z : Re ( z ) > -1 ).
Bukti :
Jadi g(z) = u ( r, Ҩ ) + i v(r, Ҩ) dengan u=ln r dan
v= Ҩ untuk z ∈ E, derivatif parsial ur =
, vr = 0, uҨ
=0 dan v = 1semuanya kontinue setiap titik z ∈ E, dan di titk itu
dipenuhi pula persamaan c- dalam koordinat kutub ur
=
vҨ dan
uҨ = -vr.
Jadi g terdeferensial di setiap titik di dalam himpunan terbuka E, sehingga g
analitik di setiap titik anggota E, dengan demikian g analitik pada E. karena f
fungsi utuh, maka f analitik pada D. Bayangan dari D oleh f, yakni f(D) = ( z :
Re ( z ) > 0 ) adalah himpunan bagian dari E. jadi g analitik pada f(D).
Dengan demikian h ( z ) = g ( f ( z ) ) analitik untuk z ∈ D.



Teorema :
Biberian domain D dan fungsi f di definisikan dan
analitik pada D. Jika f’ (z) = 0 untuk setiap z ∈ D, maka f konstan pada
D.
Bukti :
Karena f’ (z) = ux (x,y) + i vx(x,y) = vy (x,y)
–i uy (x,y) = 0 pada D maka ux,
uy, vx, dan vy identik nol pada D. Karene diketahui suatu
domain, yakni himpunan terbuka yang
terhubung, maka menurut teorema dalam kalkulus u dan v konstan pada D. Jadi
f(z) konstan diseluruh D.
8.Fungsi Harmonik
f(z)
= u(x,y) + iv(x,y) analitik pada D maka u dan v mempunyai derivatif parsial di
semua orde yang kontinue pada D. Jadi dalam D berlaku C-R , ux = vy
dan uy = –vx
Karena
derifatif-derivatif parsial dari u dan v kontinue dalam D, maka berlaku vxy
= vyx. Jika dalam ux = vy dan uy =
–vx diderivatifkan parsial terhadap x dan y
maka "(x,y) ÎD berlaku
uxx + uyy = 0
vxx
= vyy = 0








u dan v dimana f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada
suatu domain maka f(z) harmonik pada domain tersebut
Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga
f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik dalam suatu domain dinamakan Dua
Fungsi yang Harmonik Konjugat dalam domain itu.
Suatu fungsi 2 peubah (riil) yg memenuhi pers.
Laplace disebut fungsi Harmonic (u,v:harmonic function)
u : fungsi sekawan
harmonis v
v : fungsi sekawan harmonis u
Bila
adalah bagian Riil
yang analitik,


Tunjukkan bahwa
harmonik ? kemudian tentukan Sekawan
Harmoniknya!

Jawaban



Jadi U merupakan fungsi Harmonik.
Contoh 3
Diberikan u(x,y) harmonik pada D dan tentukan fungsi
v yang harmonik konjugat dengan u = 4xy3 – 4x3y, (x,y) Îℂ
Jawab :
Misal diklaim konjugatnya adalah v(x,y)
jadi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada ℂ sedemikian sehingga berlaku C-R ux = vy
dan uy = -vx
ux
= 4y3 – 12x2y vy
= 4y3 – 12x2y
uy=
12xy2 – 4x3 v= y4 – 6x2y2
+ g(x)
karena vx = –uy maka –12xy2 + g’(x) = –12xy2
+ 4x3 sehingga
g’(x)
= 4x3 diperoleh g(x) = x4 + C
Jadi
v = y4 – 6x2y2 + x4 + C
Cara Milne Thomson
Cara
yang lebih praktis menentukan fungsi harmonik konjugat atau dari fungsi
harmonik u diberikan u(x,y) harmonik pada D andaikan v(x,y) sehingga
f(z)
= u(x,y)+ iv(x,y) analitik pada D
f”(z)
= ux(x,y) + ivx(x,y)
sesuai
persamaan C-R : f”(z) = ux(x,y) – iuy(x,y)
z =
x + iy dan = x – iy sehingga diperoleh
![]() |


Suatu identitas dalam z
dan , jika diambil = z
maka f’(z) = ux(z,0) – iuy(z,0)
Jadi f(z) adalah fungsi
yang derivatifnya ux(z,0) –
iuy(z,0) kemudian didapat v(x,y)
Contoh 5
Dari Contoh 3 dengan u=
4xy3 – 4x3y, (x,y) Îℂ, jika diselesaikan dengan menggunakan cara Milne
Thomson.
Jawab :
ux = 4y3 – 12x2y
uy= 12xy2 – 4x3
f’(z) = ux(z,0) – iuy(z,0)
= –i(– 4z3)
= 4iz3
sehingga f(z) = iz4
+ C
f(z) = i(x + iy)4
+ C = 4xy3 – 4x3y
+ i(x4 – 6x2y2 + y4) + C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar