Sabtu, 29 September 2012

Do'a Sesudah Adzan


Doa Sesudah Adzan
Doa berikut ini dibaca setelah kita mendengar adzan berkumandang.
Bacaan Doa Sesudah Adzan
“Allaahumma rabba haadzihid da’watid taammati, wash shalaatil qaa imati, Aati Muhammadanil wassilata wal fadhilah Wasy syarafa waddarajatal’Aaliyatar rafii’ata. Wab’abtsul maqaamal mahmuudalladzii wa’adtahu innaka laa tukhliful mii-aada.”
Arti Doa Sesudah Adzan
“Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna dan shalat yang didirikan. Karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, dan derajat yang tinggi. Dan angkatlah ia ke tempat yang terpuji sebagaimana telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau ya Allah, Dzat yang tidak akan mengubah janji.”


Do’a Setelah Adzan
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةِ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ, إِنَّكَ لاَتُخْلِف؏ الْمِيْعَادِ
Allaahumma rabba hadzihid da’waatit taammah was shalaatil qaaimah aati Muhammadanil ladzii wa’adtahu, innaka laatukhliful mii’aadi
Artinya : “Ya Allah, penguasa panggilan yang sempurna dan shalat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad washilah dan keistimewaan dan tempatkanlah di tempat yang mulia yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak (pernah) menyalahi janji”

Sumber Hukum Islam


Bab II
Pembahasan
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam yang Utama ada 2 ,yaitu:
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadits

Al-Qur’an
    
Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ,& merupakan Penyempurna kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya ,seperti kitab Taurat ,Zabur & Injil. Al-Qur’an bersifat universal. Universal dalam arti cakupan sasarannya seluruh umat manusia tanpa dibatasi ras & wilayah ,serta golongan atau strata tertentu & masa berlakunya sepanjang masa atau zaman tanpa dibatasi waktu ,sejak Nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman. Oleh sebab itu ,keluasan dan kelengka-pan ajaran beliau menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya pedoman kehidupan yang dapat membawa manusia pada keselam-tan & kebahagiaan lahir-batin ,dunia-akhirat.

Komponen Dasar Hukum dalam Al-Qur’an:
1. Hukum I’tiqadiah : Hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan Aqidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid ,Ilmu Ushuluddin ,atau Ilmu kalam.
2. Hukum Amaliah : Hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT ,antara manusia & manusia ,serta manusia & lingkungan sekitar. Hukum Amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam & disebut hukum Syara/Syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fiqih.
3. Hukum Khuluqiah : Hukum yang berkaitan dengan perilaku & moral manusia dalam kehidupan ,baik sebagai makhluk individu /makhluk sosial. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq /Tasawuf. 
         
Al-Hadits

Hadits adalah salah satu hukum Islam yang disandarkan Nabi Muhammad SAW berupa perkataan ,perbuatan maupun ketetapannya. Hadits digolongkan menjadi 3 ,yaitu :
1. Hadits/Sunnah Qouliyah (perkataan) à yang artinya segala apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
2. Hadits/Sunnah fi’ilyah (perbuatan) à yang artinya segala apa yang ditetapkan berdasarkan apa yang diperbuat oleh Rasullah SAW ,contoh : Shalat.
3. Hadits/Sunnah Taqririyah (ketetapan) à yang artinya segala macam yang ditetapkan /didiamkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya ,apabila seorang sahabat melakukan sesuatu ,lalu Rasulullah SAW melihatnya & beliau diam ,berarti beliau setuju akan hal itu.

Pembagian Hadits
Hadits dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :
1. Hadits Muttawatir à yang artinya hadits yang diriwayatkan oleh orang yang banyak & menurut adat kebiasaan mustahil mereka sepakat untuk berdusta.
2. Hadits Mashur à yang artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau dua orang ,atau lebih namun tidak sampai pada tingkatan muttawatir.
3. Hadits Ahad à yang artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat ,tetapi sahabat itu diyakini tidak pernah berdusta.


Namun ,ada beberapa hal yang bisa ditafsirkan bermacam-macam ,bahkan hingga kini ada hal-hal yang tidak dijelaskan secara tegas oleh kedua Sumber Hukum tersebut. Adanya perbedaan tersebut mewajibkan Kaum Muslim berpikir untuk mendapatkan kebenaran. Dalam hal ini terdapat Sumber Hukum lain ,yaitu Ijtihad. Ijtihad adalah Mencurahkan usaha untuk mendapatkan Hukum Islam dengan jalan mengambil ketetapan dari Al-Qur’an & Al-Hadits.
       Bentuk-bentuk Ijtihad:
1. Ijma à Kesepakatan Umat Muhammad setelah wafatnya
                  didalam 1 Massa & 1 Perkara.
    Ijma’ dibagi menjadi 2 ,yaitu:
    a. Ijma’ Shorkhiyun
    b. Ijma’ Shokhuti
2. Qiyas à Mengukur sesuatu dengan yang lain untuk
                   diketahui persamaan di antara keduanya.
    Qiyas dibagi menjadi 3 ,yaitu:
    a. Qiyas Ilat
    b. Qiyas Dilalah
    c. Qiyas Siban   

Fungsi Hukum Islam
1.Fungsi Ibadah à Fungsi paling utama Hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, & kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan seseorang.   
2. Fungsi “Amar ma’ruf nahi munkar” à Hukum Islam sebgai Hukum yang ditujukan untuk mengatur hidup & kehidupan manusia.
3. Fungsi “Zawajir” à Hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan.

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah
Fiqih atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan meninggal dunia manusia selalu berhubungan dengan fiqih. Misalnya tentang siapa yang harus bertanggung jawab memberi nafkah terhadap dirinya, siapa yang menjadi ibu bapaknya ,sampai ketika ia dimakamkan terkait dengan fiqih. Karena sifat & fungsinya yang demikian itu, maka fiqih dikategorikan sebagai Ilmu Al-Hal, yaitu ilmu yang berkaitan  
dengan tingkah laku kehidupan manusia & termasuk ilmu wajib dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah deskripsi tentang sumber Hukum Islam?
2. Dari manakah asal sumber Hukum Islam?
3. Apakah fungsi Hukum Islam dalam kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendiskripsikan sumber-sumber Hukum Islam.
2. Menjelaskan asal sumber Hukum Islam.
3. Menjelaskan fungsi Hukum Islam dalam kehidupan.
 


Rabu, 26 September 2012

Seni Menjaga Hati


                          SENI Menata HATI Dalam BerGAUL  

                 Bergaul yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan.
    Hal ini Insya ALLAH akan terasa sangat indah & menyenangkan. Pergaulan yang
    penuh rekayasa & tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan               
    pernah langgeng & akan cenderung menjadi masalah,baik jangka panjang maupun   
    jangka pendek.
                 Berikut ini adalah bagaimana kiat ”Menata Hati dalam Bergaul” sehingga   
    kita menjadi orang yang bisa diterima dengan baik ,disukai bahkan Insya Allah   
    dicintai.
                 Keyakinan ini harus terus-menerus dihujamkan ke dalam hati,bahwa diri                   
    ini tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain. Terlabih kalau kita   
    dengar Sabda Rasulullah SAW,yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori: “Muslim     
    yang baik itu adalah muslim yang menyelamatkan muslim lainnya dari gangguan 
    tangan maupun lisannya.”
                 Dengan kata lain kualitas keIslaman kita dapat diukur darisampai sejauh mana  
    orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita. Andaikata kita bertemu dengan orang        
    yang sering menyakiti,baik lewat kata-kata maupun sikapnya,niscaya kitapun  
    tidak akan pernah tenang & senang berdekatan dengannya. 
                 Hal yang sama menimpa diri kita bila diri kita dianggap merugikan,
    sehingga sejak awal orang pun akan menghindar dari kita. Untuk menepis  
    semua itu ada rambu-rambu yang patut kita perhatikan,yaitu:
              
                 1. Hindari Penghinaan
                   Jangan pernah melakukan apapun yang bersifat merendahkan,ejekan, 
    dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang baik tentang 
    kepribadiannya,postur tubuhnya,maupun keadaan sosialnya. Karena tak ada    
    masalah yang selesai dengan penghinaan,celaan,apalagi merendahkan. Akibat  
    yang muncul dari perbuatan ini adalah perasaan sakit hati & rasa dendam.
    Untuk itu,berusahalah sekuat kemampuan untuk menahan diri dari mengomentari
    atau bersikap yang membuat orang lain merasa direndahkan oleh kita. 
                 2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
                   Hindari pula ikut campur urusan pribadi orang yang tak ada manfaat   
    nya jika kita terlibat. Karena setiap orang punya urusan pribadi yang sangat 
    sensitif,yang bila diusik niscaya akan memunculkan kebencian salah satu pihak.  
                   Maka jangan sampai kita usil menanyakan tentang hutang,masa lalu, 
    aib,kekurangan orang tua,atau masalah lain yang berhubungan dengan pribadi
    orang lain.
                 3. Jangan Menertawakannya 
                   Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena kita menyaksikan
    kekurangan orang lain. Sikap,rupa & penampilannya,terkadang membuat kita   
    tertawa karena terlihat lucu di mata kita. Ingatlah,tertawa yang tidak pada   
    tempatnya (berlebihan) akan mengundang rasa sakit hati.
                                                                                                                                                                
                 4. Hindari Memotong Pembicaraan
                   Betapa dongkolnya kita bila sedang berbicara kemudian tiba-tiba
    dipotong & disangkal. Berbeda dengan uraian yang telah dituntaskan,lalu   
    kemudian dikoreksi dengan cara yang arif,niscaya kita pun cenderung 
    menghargainya,bahkan bisa jadi menerima.
                   Begitulah bila kegemaran kita memotong & memojokkan orang
    yang sedang berbicara dengan kita tanpa alasan & kondisi yang tepat,niscaya       
    timbul ketidaksukaan & dapat berlanjut menjadi kebencian.
                   Oleh karena itu latihlah diri kita untuk menjadi sabar dalam 
    mendengar & mengoreksi dengan cara yang terbaik & pada waktu yang tepat.
                 5. Hindari Membandingkan       
                   Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja kita membanding-
    bandingkan,baik itu berupa jasa,penamilan,kebaikan ,harta & kedudukan   
    seseorang dengan orang lain, yang bila ia mendengarnya ia merasa dirinya  
    tidak berharga. Merasa rendah diri atau merasa terhina.
                   Misalnya kita mengatakan “Eh,dibandingkan kamu, Si Sinchan sich
    lebih setia & lebih sopan. Beda jauh sama kamu!”. Silahkan rasakan! Apa
    yang bakal muncul dibenak kita bila mendengar kata-kata ini. Jelas hal ini
    akan menyakiti perasaan kita atau perasaan orang yang kita bandingkan.
                 6. Jangan Mengungkit Masa Lalu
                   Terlebih lagi bila mengungkit kesalahan, aib,atau kekurangan yang
    sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kekelaman masa lalu itu sudah
    terhapus melalui Taubatan Nasuha-nya.        
                   Ingatlah,semua orang memiliki kesalahan, aib, kekurangan yang
    sangat ingin disembunyikan. Kita pun sebenarnya memilikinya. Maka, jangan
    pernah ada keinginan mengungkit-ungkit masa lalu apalagi membeberkannya.
    Hal itu sama saja mengajak bermusuhan karena mencemarkan kekurangannya.
                   Belajarlah untuk bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih
    putih, bersih & bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan
    kebaikan demi kebaikan.
                 7. Hati-hati Dengan Marah
                   Bila anda marah,maka waspadalah, karena kemarahan yang tak
    terkendali biasanya menghasilkan kata & perilaku yang keji, yang akan
    melukai orang lain & tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan,
    baik di lingjungan manapun.
                   Sudah seharusnya kita melatih diri mengendalikan kemarahan
    sekuat tenaga. Jika kemarahan itu tetap terjadi, pilihlah kata-kata yang
    tidak melukai. Sederhanakan,persingkat kemarahan. Juga tak usah
    sungkan untuk meminta maaf andai kata ucapan terasa berlebihan.