Bergaul yang asli
adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan.
Hal ini Insya ALLAH akan terasa
sangat indah & menyenangkan. Pergaulan yang
penuh rekayasa & tipu daya
demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan
pernah langgeng & akan
cenderung menjadi masalah,baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Berikut ini adalah bagaimana kiat ”Menata Hati dalam Bergaul”
sehingga
kita menjadi orang yang bisa
diterima dengan baik ,disukai bahkan Insya Allah
dicintai.
Keyakinan ini harus
terus-menerus dihujamkan ke dalam hati,bahwa diri
ini tidak boleh menjadi seorang
yang merugikan orang lain. Terlabih kalau kita
dengar Sabda Rasulullah SAW,yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori: “Muslim
yang baik itu adalah muslim yang
menyelamatkan muslim lainnya dari gangguan
tangan maupun lisannya.”
Dengan kata lain kualitas
keIslaman kita dapat diukur darisampai sejauh mana
orang lain merasa nyaman dengan
kehadiran kita. Andaikata kita bertemu dengan orang
yang sering menyakiti,baik lewat kata-kata
maupun sikapnya,niscaya kitapun
tidak akan pernah tenang & senang
berdekatan dengannya.
Hal yang sama menimpa diri
kita bila diri kita dianggap merugikan,
sehingga sejak awal orang pun akan
menghindar dari kita. Untuk menepis
semua itu ada rambu-rambu yang patut kita
perhatikan,yaitu:
1. Hindari Penghinaan
Jangan pernah melakukan
apapun yang bersifat merendahkan,ejekan,
dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap
seseorang baik tentang
kepribadiannya,postur tubuhnya,maupun
keadaan sosialnya. Karena tak ada
masalah yang selesai dengan
penghinaan,celaan,apalagi merendahkan. Akibat
yang muncul dari perbuatan ini adalah
perasaan sakit hati & rasa dendam.
Untuk itu,berusahalah sekuat kemampuan untuk
menahan diri dari mengomentari
atau bersikap yang membuat orang lain
merasa direndahkan oleh kita.
2. Hindari
Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari pula ikut
campur urusan pribadi orang yang tak ada manfaat
nya jika kita terlibat. Karena setiap orang
punya urusan pribadi yang sangat
sensitif,yang bila diusik niscaya akan
memunculkan kebencian salah satu pihak.
Maka jangan sampai kita usil
menanyakan tentang hutang,masa lalu,
aib,kekurangan orang tua,atau masalah lain
yang berhubungan dengan pribadi
orang lain.
3. Jangan
Menertawakannya
Sebagian besar sikap
menertawakan muncul karena kita menyaksikan
kekurangan orang lain. Sikap,rupa &
penampilannya,terkadang membuat kita
tertawa karena terlihat lucu di mata kita.
Ingatlah,tertawa yang tidak pada
tempatnya (berlebihan) akan mengundang rasa
sakit hati.
4. Hindari
Memotong Pembicaraan
Betapa dongkolnya kita bila
sedang berbicara kemudian tiba-tiba
dipotong & disangkal. Berbeda dengan
uraian yang telah dituntaskan,lalu
kemudian dikoreksi dengan cara yang
arif,niscaya kita pun cenderung
menghargainya,bahkan bisa jadi menerima.
Begitulah bila
kegemaran kita memotong & memojokkan orang
yang sedang berbicara dengan kita
tanpa alasan & kondisi yang tepat,niscaya
timbul ketidaksukaan & dapat berlanjut
menjadi kebencian.
Oleh karena itu latihlah
diri kita untuk menjadi sabar dalam
mendengar & mengoreksi dengan cara yang
terbaik & pada waktu yang tepat.
5. Hindari Membandingkan
Sedikitpun jangan
sekali-kali secara sengaja kita membanding-
bandingkan,baik itu berupa
jasa,penamilan,kebaikan ,harta & kedudukan
seseorang dengan orang lain, yang bila ia
mendengarnya ia merasa dirinya
tidak berharga. Merasa rendah diri atau
merasa terhina.
Misalnya kita mengatakan
“Eh,dibandingkan kamu, Si Sinchan sich
lebih setia & lebih sopan. Beda jauh
sama kamu!”. Silahkan rasakan! Apa
yang bakal muncul dibenak kita bila
mendengar kata-kata ini. Jelas hal ini
akan menyakiti perasaan kita atau perasaan
orang yang kita bandingkan.
6. Jangan
Mengungkit Masa Lalu
Terlebih lagi bila
mengungkit kesalahan, aib,atau kekurangan yang
sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu
kekelaman masa lalu itu sudah
terhapus melalui Taubatan Nasuha-nya.
Ingatlah,semua orang
memiliki kesalahan, aib, kekurangan yang
sangat ingin disembunyikan. Kita pun
sebenarnya memilikinya. Maka, jangan
pernah ada keinginan mengungkit-ungkit masa
lalu apalagi membeberkannya.
Hal itu sama saja mengajak bermusuhan
karena mencemarkan kekurangannya.
Belajarlah untuk
bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih
putih, bersih & bersemangat untuk mengisi
lembaran tersebut dengan
kebaikan demi kebaikan.
7. Hati-hati
Dengan Marah
Bila anda marah,maka
waspadalah, karena kemarahan yang tak
terkendali biasanya menghasilkan kata &
perilaku yang keji, yang akan
melukai orang lain & tentu perbuatan ini
akan menghancurkan hubungan,
baik di lingjungan manapun.
Sudah seharusnya kita
melatih diri mengendalikan kemarahan
sekuat tenaga. Jika kemarahan itu tetap
terjadi, pilihlah kata-kata yang
tidak melukai. Sederhanakan,persingkat
kemarahan. Juga tak usah
sungkan untuk meminta maaf andai kata
ucapan terasa berlebihan.